Part
2
Bulan-bulan berlalu hari berganti dengan hari lagi,
jam berputar menjumpai jam-jam yang lainnya. Hubungan Girdan dengan Dhea
berjalan dengan baik. Bagaimana dengan hubungan para kakaknya yang selalu
dingin?
Suatu hari Septy dan Syarif mengadakan pertemuan di
sebuah caffe. Mereka dipenuhi canda dan tawa sangat bahagia. Tiba-tiba
datanglah seorang cewek menghampiri Syarif
“Hai ? Syarif
kan ?” Tanya si cewek itu
“Iya kamu siapa ya ?” jawab Syarif kebingungan
“Aku temen sekolahmu dulu itu lho massa si gak tau
?”jawab cewek itu
Syarif pun kebingungan dengan teman sekolahnya itu.
Lalu Syarif memandang wajah Septy pacarnya itu dengan penuh kebingungan.
“Ya udah gabung saja sini “ ajak Septy
“Boleh ?” jawabnya
“Apaan si kamu de ? “ Tanya Syarif ke Septy
“Ya enggak papa lah kak “ jawabnya
Cewek itu pun gabung dengan Septy dan Syarif. Meja itu
sunyi tanpa suara. Tiba - tiba si cewek itu memulai pembicaraannya.
“Hei Syarif kamu beneran gak inget aku ?” Tanya nya
“Enggak emang yang mana dan siapa si ?”
“Ini aku lho Rita , kamu ingatkan ?” jawab si cewek
Tiba-tiba Syarif bingung dengan nama Rita. Syarif melirik
ke Septy, Septy hanya tersenyum dan menunduk.
“Hei ko bingung ? “ Tanya Rita
“Emm.. apa ? engga kok “ jawab Syarif
“Oh ia ini adekmu ya Syarif ? “ Tanya Rita
“ Bukan ini pacar aku “ jawab Syarif
“Ohh pacar kirain adekmu “ jawabnya
Mendengar kata-kata itu Septy berlari keluar caffe
dan meninggalkan Syarif dan Rita. Syarif pun mengejar Septy dan meninggalkan
Rita seorang diri. Akhirnya Syarif berhasil mengejar Septy. Pada saat itu Syarif memegang tangannya Septy.
“kamu kenapa si de ? kamu marah ?” Tanya syarif ke Septy
Septy hanya menatap wajahnya lalu meneteskan air
mata. Tanpa berkata-kata Septy melepaskan genggaman tangan Syarif, dan
meninggalkannya. Semenjak itu syarif bingung harus bagaimana membujuk Septy
agar tidak cuek kepadanya. Syarif berlari lagi mengejar Septy.
“Yang kamu kenapa si ?” Tanya lagi Syarif
“Aku gak papa ko kak “ dengan tegar Septy menjawab
“Lalu kenapa kamu pergi ?” Tanyanya lagi
“Aku malu aku dikira adikmu kak, atau emang kita
cocok menjadi adik kaka ?”
Septy menjawab dengan meneteskan air matanya. Syarif
pun mencoba menenangkannya dan menghapus airmatanya.
“De mungkin kamu cantik makanya dikira adek, “
(Septy memandang wajah nya syarif sambil tersenyum.)
“Nah gitu dong de senyum, udah lah Rita abaikan aja,
yang penting kan kita aja “ bujuknya
“Hhe apa hubungannya coba cantik sama adik ?” dengan
rasa penasarannya
“Iya kan kamu itu terlalu cantik dan gak pantas
untuk orang sejelek kaka makanya di kira adik “
“Ohh jadi aku gak pantas buat kakak gitu ?” dengan
nada kesalnya
“Bukan gitu “
Tiba-tiba septy pergi lagi meninggalkannya. Akhrnya Septy pulang kerumah di rumah sedang ada adiknya sedang bernyanyi.
“Assalamualikum dhe kakak pulang”
“Waalaikumsalam hei kak gimana ngafee nya sukses kan
?” Tanya Dhea
“Enggak gagal semuanya “ jawab dengan kesalnya
“Lho kenapa ? “
Tiba-tiba Septy memeluk Dhea dan menceritakan semua
kejadiannya. Dhea hanya bisa menenangkannya dengan sebuah lagu yang Dhea
nyanyikan.
“Jangan bersedih dengan keadaan ini jika kakak
menangis aku juga ikut menangis, terima saja semua ini kakak “ sambil tertawa
“Uhh kamu tuh Dhe apaan coba, kakak nya lagi sedih
juga “ jawabnya
“Udah-udah makan yu aku udah masak kak “ bujuknya
Akhirnya mereka makan. Setelah beres makan Septy
kembali menanyakan tentang cewek yang bernama Rita itu. Namun Dhea meresponnya
tidak begitu serius karena Dhea mengetahui kalo sikap kakanya itu mudah terbawa
pikiran. Akhirnya mereka pun memutuskan agar mencari tahu siapa Rita
sebenarnya.
Keesokan harinya, Dhea mengajak Girdan untuk
bertemu. Karena Dhea ingin mengetahui siapa yang di bilang kakanya itu yang
bernama Rita. Dhea puun menyakan semua tentang hal yang berhubungan dengan yang
namanya Rita dan, Girdan pun menceritakannya. Dan Rita itu adalah temannya
Syarif saat duduk di bangku SMA. Dhea pun terus menanyakan nya tiba-tiba Girdan
merasa heran dengan pertanyaan-pertanyaan yang Dhea ucapkan. Akhirnya Dhea pun
menceritakan semua nya yang di ceritakan oleh kakaknya Septy. Girdan pun
memahaminya dan keduanya membuat rencana ingin menemui Rita itu.
“Kapan kita akan mulai ?” Tanya Dhea
“ Besok aja aku minta dulu kontak nya Rita itu ya ?”
jawab Girdan
“Oke, jangan sampai rencana kita gagal ya “
“Oke Dhe siap “
Akhirnya Dhea dan Girdan pun bergegas untuk pulang.
Dirumah terlihat sang kakak sedang duduk sendiri di sofa sambil melamun.
“Hai kak kenapa ?” Tanya Dhea.
“Enggak ko Dhe”
“Aku tahu, pasti memikirkan temennya Kak Syarif itu
kan ?”
“Hmm..”
Dhea pun menceritakan semua tentang pertemuannya
tadi dengan Girdan. Dan Septy pun setuju dengan rencana yang dibuat Dhea.
Akhirnya mereka pun menyusun tentang rencananya.
Suatu pagi Dhea dan Girdan mengadakan pertemuan
kembali dan mengajak Kakaknya itu. Akhirnya mereka pun bertemu ditaman. Tak
sengaja di taman Septy melihat syarif tengah duduk di taman seorang diri. Saat
mau menghampiri Syarif, tiba-tiba Rita datang dan langsung mengajak Syarif
pergi. Saat itu Dhea dan Girdan hanya bisa memberikan yang positif mengenai Syarif dan Rita itu.
“Sudah lah kak mungkin dia mengadakan reuni SMA
wajar lah kalau dia jalan” ucap Dhea
“Tapi kan Dhe seharusnya dia bilang dulu kakak juga
gak akan larang “ jawab Septy
“Mungkin kakak ku terburu-buru kak makanya gak
sempat ngabari kakak “ ucap Girdan
“Tapii kan Gir “ jawab Septy
Terus berbincang-bincang akhirnya Septy pun paham
dan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh adiknya itu. Setelah itu Septy pun
menelpon Syarif menanyakan tentang keberadaannya. Dan ternyata Syarif jujur dia
lagi bersama Rita pada saat itu. Dan Septy pun menutup telponnya lalu mengajak Girdan dan Dhea pergi dari taman itu. Perjalanan pulang Girdan tiba-tiba
merberhentikan kendaraannya dan Dhea pun bingung kenapa Girdan memberhentikan
kendaraannya dan mereka pun turun.
“Ada apa gir ?” Tanya Dhea
“Lihat deh, itu bukannya kak Syarif ya ?” jawab Girdan
Mendengar itu Septy berllri mengahampiri Syarif, Dhea dan Girdan pun ikut mengejar kakaknya itu. Sesampainya di depan Syarif Septy gak berbicara apa-apa, Septy hanya memandang wajah Syarif dengan penuh
kegelisahan. Tiba –tiba Syarif memulai perkataannya.
“De ? kamu ko disini ? bareng anak-anak lagi “ Tanya Syarif
“Iya kak, mereka ajak ku jalan-jalan dan kenapa
kakak disini ? “ jawab Septy
“Oh ia kak disini sama siapa ? ko kak Septy nya gak
diajak ? “ Tanya Dhea
“Oh sama teman kok Dhe hehe “ jawab Syarif
“Siapa kak ? “ Tanya girdan
“Rita Gir temen kakak waktu SMA itu lho “ jawab Syarif
Semenjak
mendengar itu Septy hanya bisa terdiam. Pada saat itu juga Syarif merasa
bersalah terhadap Septy dan meminta maaf padanya. Tiba-tiba Rita datang
menghampiri mereka.
“Eh ada siapa ? lupa aku “ Tanya Rita
Namun pada saat itu Dhea yang menjawab pertanyaannya
karena Dhea kesal dengan sikapnya yang begitu so, mentang-mentang temannya Syarif.
“Oh aku Dhea, kamu siapa ?” jawab Dhea
“Aku Rita, eh Syarif Dhea siapa lagi ?” Tanya Rita
Syarif tak menjawab pertanyaannya. Ketika Dhea mau
menjawab, di hentikan oleh Girdan, karena Girdan melihat Dhea sudah sangat
marah.
“Eh Kak Rita maaf yah udah lah kaka pergi aja dari
sini” jawab Girdan
“Kenapa ? kamu siapa ?” Tanya rita
“Aku Girdan adiknya kak Syarif, udah lah kakak pergi
aja ya jangan ganggu kita disini “ jawab nya Girdan dengan kesal
Karena Rita tidak mau pergi akhirnya Girdan
menyeretnya untuk pergi, dan akhirnya Rita pun pergi dengan wajah yang sangat
marah dan kesal. Septy pun melihat kedua adiknya itu sedang marah maka Septy
pun meminta agar segera pulang. Ketika mereka akan pulang Syarif mencegahnya.
“Kamu mau kemana de ? jangan lah dulu pulang “ bujuk Syarif
“Aku mau pulang kak aku udah cape “ jawab Septy
Akhirnya Septy pun meninggalkan Syarif dan mereka
pun langsung pulang. Diperjalanan Septy tidak berkata apapun. Dhea dan Girdan
makin kebingungan bagaimanaa dia mengembaikan kakaknya seperti dulu lagi agar
tidak seperti sekarang ini. Akhirnya depan di depan rumah ternyata ada Syarif
sedang duduk di teras rumah bersama Rita.
“Assalamualaikum “ salam Syarif kepada Dhea,Girdan
dan Septy
“Waalaikumsalam lho kenapa kakak ada disini bareng
dia juga” jawab Dhea
“Sutt Dhe gak boleh gitu “ ucap Septy
“Gini Dhe ini Rita mau menjelaskan semuanya kenapa
kita selalu dekat “ jawab Syarif
“Gini lho Septy maaf sebelumnya ya awal aku anggap
kamu adiknya Syarif karena aku gak tau kalau kamu itu pacaran, kedua itu aku
dan Syarif hanya sebatas sahabat ko Sep, gak lebih, kita hanya temen sahabat
saat duduk di SMA dan udah seperti adik kakak, jadi maafin aku ya aku gak ada
maksud ko buat kamu marah sama Syarif aku gak ada maksud buat membeban pikiran
kamu” ucap Rita
“Iya gak papa ko Rita, santai aja ko gak papa, “
jawab Septy
“De ko Cuma jawab gitu si ?” Tanya Syarif
“Ya terus harus jawab apa ya udah gak papa juga kali
“ jawab Septy
“Ya udah deh Sep Syarif Dhea Girdan aku pulang ya “
ucap Rita
“Lho mau kemana ? nanti aja dulu Rita “ jawab Septy
“Udah sore juga ya udah ya assalamualaikum”
Akhirnya rita pun meninggalkan mereka. Dan di rumah Septy masih ada Syarif yang masih menunggu Septy. Suasana begitu hening tidak
ada lagi kata-kata yang terlontarkan. Akhirnya Girdan pun meminta izin untuk
pulang, dan Dhea pun masuk kedalam rumah. Hanya tinggal Septy dan Syarif tengah
di depan teras rumah.
“Udah atuh de jangan diem terus “ bujuk Syarif
“Nnggak kok kak, hhe”
“Nah gitu dong senyum de kan cantik “ rayu Syarif
Akhirnya Rita Septy dan Syarif pun bersahabat saling
mendukung satu sama lain, bahkan Rita selalu menjadi tempat curhatan Septy saat
ini. Melihat itu syarif sangat senang melihat orang yang dia sayangi saling
bersahabat. dan Akhirnya semuanya berjhalan dengan apa yang Syarif harapkan.
No comments:
Post a Comment